qodsna.ir qodsna.ir

Makna Kunjungan PM Irak ke Markas Hashd al-Shaabi

Perdana Menteri baru Irak, Mustafa al-Kadhimi bertemu dengan Pemimpin Hashd al-Shaabi, Faleh al-Fayyadh di markas besar kelompok itu pada Sabtu (16/5/2020) dan menyebut Hashd al-Shaabi sebagai kebanggaan bagi Irak.

Perdana Menteri baru Irak, Mustafa al-Kadhimi bertemu dengan Pemimpin Hashd al-Shaabi, Faleh al-Fayyadh di markas besar kelompok itu pada Sabtu (16/5/2020) dan menyebut Hashd al-Shaabi sebagai kebanggaan bagi Irak.

Hashd al-Shaabi adalah sebuah organisasi pasukan relawan rakyat Irak. Organisasi ini dibentuk pada tahun 2014 mengikuti fatwa Marja' Besar Syiah Irak, Ayatullah Sayid Ali Sistani.

Pada masa itu, Irak – karena pengkhianatan beberapa anasir di dalam negeri dan dukungan sejumlah negara asing – sedang diserang habis-habisan oleh kelompok teroris Daesh hingga sepertiga penduduk Irak dikuasai oleh mereka.

Selama kehadirannya, Hashd al-Shaabi menunjukkan komitmen penuhnya untuk mempertahankan keutuhan wilayah Irak dan memilih mati syahid demi mewujudkan tujuan mulia ini serta tidak ragu-ragu untuk mempersembahkan nyawanya.

Pasukan relawan rakyat ini percaya bahwa keamanan masyarakat harus dipenuhi oleh masyarakat dan kekuatan lokal sendiri. Mereka menentang campur tangan kekuatan asing tidak hanya di Irak, tetapi juga di wilayah Asia Barat.

Namun, nasionalisme dan penolakan terhadap intervensi asing membuat para penentang di Irak dan luar negeri melakukan upaya tak kenal lelah untuk melemahkan atau menghancurkan Hashd al-Shaabi.

Para petinggi dan anggota Hashd al-Shaabi secara lansung menjadi sasaran serangan jet tempur Amerika dan juga menjadi target pembunuhan oleh pemerintahan terorisme AS, seperti yang menimpa Wakil Komandan Hashd al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis pada 3 Januari 2020 di dekat bandara Baghdad.

Pasukan Hashd al-Shaabi.

Namun, karena Hashd al-Shaabi berasal dari rakyat dan bekerja untuk rakyat, maka konspirasi untuk menghancurkan organisasi ini tidak berhasil dan sekarang Hashd al-Shaabi justru menjadi bagian dari struktur keamanan dan militer Irak. Hashd al-Shaabi dianggap sebagai sebuah organisasi dengan banyak pendukung dan efektif di Irak.

Sepak terjang Hashd al-Shaabi cukup jelas bagi para pejabat Irak dan beberapa pihak seperti Mustafa al-Kadhimi, menganggap organisasi ini sebagai kebanggaan bagi Irak.

Setelah teroris Daesh membunuh 10 pejuang Hashd al-Shaabi pada 2 Mei lalu, Mustafa al-Kadhimi menulis, "Kita semua berterima kasih atas pengorbanan heroik Hashd al-Shaabi. Kelompok teroris Daesh telah membunuh para pahlawan ini dalam sebuah serangan yang licik. Kami menyampaikan duka kepada bangsa Irak dan keluarga para syuhada. Kami akan menuntut balas dendam atas darah mereka dan kami bersumpah darah mereka tidak akan tumpah sia-sia."

Pertemuan langsung al-Kadhimi dan al-Fayyadh menunjukkan bahwa perdana menteri baru Irak menyadari akan posisi Hashd al-Shaabi dalam struktur keamanan dan militer negaranya serta kedudukan mereka di mata otoritas keagamaan Irak.

Kunjungan al-Kadhimi ke markas besar Hashd al-Shaabi memiliki dua pesan penting. Pertama, ini merupakan jawaban terhadap konspirasi jaringan televisi Arab Saudi, MBC, di mana baru-baru ini menuding syahid Abu Mahdi al-Muhandis mendukung terorisme.

Kedua, al-Kadhimi sedang berusaha menciptakan konsensus dan melawan segala bentuk upaya adu-domba di Irak.

Dalam hal ini, Ketua Dewan Ulama Irak, Syeikh Khaled al-Mala mengatakan, "Kunjungan al-Kadhimi ke markas besar Hashd al-Shaabi dan mengenakan seragam organisasi ini memiliki sebuah pesan yaitu militer Irak, Hashd al-Shaabi, dan aparat kepolisian, semuanya adalah lembaga yang berlandaskan pada Konstitusi Irak dan seruan-seruan provokatif harus dipadamkan."