Friday 9 May 2025 
qodsna.ir qodsna.ir

Reuters Bongkar: Donald Trump Ancam Bin Salman

Adalah surat kabar Reuters yang membongkar kabar ancaman Amerika tersebut. Beberapa waktu lalu, Presiden Donald Trump ancam Bin Salman.

Ancaman ini berkaitan dengan kelanjutan perang emas hitam Rusia-Saudi. Jika perang minyak dengan Rusia tidak dihentikan, dukungan militer ke Riyadh akan segera diputus, Reuters melaporkan.

Dalam catatan khusus, Reuters menegaskan bahwa dalam hubungan telpon dengan Putra Mahkota Saudi pada tanggal 2 April kemaren, Donald Trump telah mengeluarkan ancamannya kepada sang kandidat raja.

“Jika OPEC tidak menurunkan produksi emas hitamnya, Gedung Putih tidak akan mampu melarang Legislator Amerika untuk menarik militer Pentagon dan Arab Saudi,” tulis Reuters.

Ancaman pemutusan persekutuan strategis 75 tahun ini terjadi untuk pertama kalinya dalam upaya Amerika mengajak dunia pada satu kesepatan mengenai penurunan produksi minyak.

Ancaman Donald Trump ini diluncurkan 10 hari sebelum Amerika umumkan penurunan produksi emas hitam.

Menurut sumber di Amerika, Bin Salman mengusir orang-orang sekitarnya ketika menerima telpon dari Presiden Donald Trump.

Aksi Pemimpin Gedung Putih ini menunjukkan bahwa Donald Trump berada dalam tekanan untuk menyelamatkan pabrik-pabrik emas hitam Amerika di tengah pandemi Corona yang berefek buruk pada permintaan pasar.

Aksi ini juga bersebrangan dengan protes Trump sendiri terhadap negara-negara sumber minyak yang terbiasa mengurangi produksi minyaknya hingga menjunjung tinggi-tinggi harga bahan bakar AS. Dan kini, Trump minta OPEC turunkan produksi.

“Ketika Trump mengancam Bin Salman (dengan pemutusan dukungan militer), Trump juga mengklaim di depan Putra Mahkota bahwa ini untuk melindungi perusahaannya, sedangkan Anda dalam aksi menghabisi (perusahaan-perusahaan) AS sekarang”, kata satu petinggi Amerika kepada Reuters.

Reuters sendiri pada hari Rabu bertanya kepada Donald Trump, apakah Anda kepada Bin Salman tidak mengatakan indikasi penarikan militer Pentagon dari Arab Saudi?

Presiden Donald Trump menjawab, “Tidak perlu mengatakan ini kepadanya. Saya kira dirinya dan Putin sangatlah rasional. Mereka sadar bahwa mereka sedang bermasalah. Kemudian inilah yang terjadi.”

Dalam menjawab pertanyaan apa yang Anda katakan kepada Bin Salman, Donald Trump menjelaskan, “Mereka kesulitan untuk mencapai satu kata sepakat. Dengan Bin Salman saya sudah berbincang-bincang melalui telpon. Dan kami berhasil mencapai satu kesepakatan.”

Salah satu sumber di Arab Saudi, yang tidak ingin namanya disebut, kepada Reuters mengatakan bahwa kesepakatan ini selaras dengan hasrat semua anggota OPEC dan Rusia. Namun demikian sumber tersebut tidak menjelaskan topik telpon Bin Salman dan Donald trump.

Kevin Cramer dan Dan Sullivan, dua Senator Republik, memaparkan satu draf yang berisikan penarikan semua pasukan, sistem pertahanan udara Patriot dan rudal Pentagon lainnya dari Arab Saudi. Kecuali Saudi menerima untuk mengurangi produksi minyaknya.

Draf tersebut akan sangat disambut Kongres melihat krisis yang diakibatkan pandemi Corona di Washington.

Kepada Reuters, Kevin Cramer mengatakan, pada tanggal 30 Maret Donald Trump memanggilnya. Yaitu 3 hari sebelum hubungan telpon Donald Trump dengan Bin Salman.

Mengenai benar tidaknya ancaman Trump ini kepada Bin Salman, Menteri Energi Amerika kepada Reuters menegaskan, “Presiden punya hak untuk menggunakan segala cara untuk menjaga perusahaan-perusahaan produksi Amerika.”

Persekutuan AS-Saudi dimulai semenjak tahun 1945. Franklin Roosevelt, Presiden AS kala itu datang menemui Abdulaziz bin Saud dan menjalin kesepakatan dukungan militer Amerika hingga Washington punya saham dalam sumber daya alam minyak.




Users Comments

Videos

Qods News Agency


©2017 Kantor Berita Qods. All Rights Reserved