qodsna.ir qodsna.ir

Memperingati Puncak Hari Santri Nasional

Puncak Hari Santri Nasional (HSN) 2018 di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo resmi dibuka oleh Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin, Minggu (21/10/2018) malam.

Sebelum dibuka Menag, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum memberi ucapan selamat datang kepada ribuan santri dan seluruh tamu undangan yang telah hadir. Ia berharap acara ini bisa menjadi spirit bagi para santri ke depanya.

 

"Semoga santri semakin eksis hadir di kancah perpolitikan dan sosial di masyarakat," ujar Uu.

 

Sementara itu, Menag Lukman mengatakan tema HSN 2018 yakni Bersama Santri Damailah Negeri merupakan isu perdamaian untuk memerangi permasalahan bangsa mengenai hoax, ujaran kebencian, propaganda hingga terorisme.

 

"Ini momentum santri sebagai pioner persatuan dan perdamaian Indonesia. Pesantren tidak hanya tempat mendalami agama tapi memperindah perilaku yang bijak, moderat, toleran dan cinta tanah air. Mari tebarkan kedamaian pada siapa pun dan kapan pun," ujarnya.

 

Menurut Lukman, keputusan pemerintah mencanangkan HSN tiga tahun lalu adalah upaya transformasi pesantren yang semakin kredibel dalam memberi pengetahuan tentang agama sekaligus pembibitan anak bangsa.

 

Melalui HSN, kata dia, ditegaskan bahwa beragama sama pentingnya dengan bernegara. Hal tersebut adalah bentuk perjuangan untuk menyatukan ulama dan umaro menjadi sejoli bukan sebagai yang berseberanga.

 

"Tanpa resolusi jihad mungkin kita masih terjajah. Kata Sukarno ada Jasmerah, jangan lupakan sejarah. Kata ulama ada Jashijau, jangan lupakan jasa ulama. Ulama dan umaro harus saling mengisi, melengkapi, menjaga republik ini," katanya.

 

Di malam puncak HSN ini, Lukman mengajak seluruh santri agar jangan lelah untuk mencintai Indonesia. "Ghirah dan cinta negara dibuktikan dengan menyatukan kembali mereka yang berbeda pilihan berseteru karena beda pandangan, terkoyak oleh hoax dan fitnah, membangkitkan kembali saudara kita yang terkena bencana dan menundukan diri pada Allah SWT. Dari situ kita semua akan mendapat keberkahan dan kedamaian," pungkas Lukman.

 

Pantauan detikcom, Presiden Joko Widodo yang rencananya hadir pukul 21.00 WIB, telah tiba di lokasi acara sekitar pukul 19.00 WIB. Ia datang dengan mengenakan jas hitam dan sarung berwarna gelap.

 

Acara yang dijadwalkan selesai pukul 24.00 WIB pun diprediksi menjadi lebih cepat. Bahkan Sabyan Gambus yang menjadi penampil pamungkas sudah mulai menghibur ribuan santri pada pukul 20.30 WIB.

 

Jokowi Ajak Santri Perangi Hoax Jelang Pilpres

Presiden Joko Widodo menilai Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober sejak tiga tahun lalu itu merupakan bentuk penghormatan dan rasa terima kasih negara pada para ulama.

 

Hal itu diungkapkan oleh pria yang karib disapa Jokowi saat memberi sambutan dalam puncak HSN 2018 yang digelar di Lapangan Gasibu, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Minggu (21/10/2018).

 

"Sejarah mencatat ada peran besar ulama dan santri dalam menjaga pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan bhineka tunggal ika, juga memandu kebaikan dan kemajuan bangsa," ujar Jokowi di hadapan ribuan santri.

 

Santri, kata Jokowi, adalah sebuah cermin generasi bangsa muslim yang memiliki akhlak yang baik sekaligus rasa nasionalisme. Hal itu sebagaimana ditauladani dari para kiai, ajengan dan ulama.

 

"Pada kesempatan ini saya ingin mengingatkan, menyadarkan bahwa negara NKRI adalah rumah kita yang harus terus kita rawat dan jaga. Siapa yang menjaganya? Salah satunya santri," katanya.

 

Ia bersyukur kultur pesantren di Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia sangat kuat dalam menjaga hubungan antar manusia dan juga pada Allah SWT.

 

Jokowi mengatakan Indonesia memiliki anugrah yang besar dari Allah SWT berupa keberagaman suku, bangsa, tradisi, bahasa hingga agama. Ia tak ingin keberagaman itu malah memecah belah bangsa.

 

"Kita sering lupa bahwa kita ini saudara sebangsa dan setanah air. Oleh karena itu dalam rangka menjaga rumah bersama, NKRI, marilah jaga persatuan," ucapnya.

 

Bagi Jokowi, aset terbesar Indonesia adalah persatuan, persaudaraan dan kerukunan. Sehingga ia mengajak seluruh santri untuk menjaganya jangan sampai terjadi perpecahan dengan saling mencela, menjelekkan hingga menebar fitnah.

 

Menurutnya kebiasaan saling mencela bahkan fitnah kerap muncul menjelang pemilu baik di tingkat kota/kabupaten, provinsi hingga presiden.

 

"Silakan beda pilihan tidak apa-apa. Tapi jangan sampai sesama muslim dan sebangsa senegara saling menjelekkan. Saya titip jangan mudah percaya hoax, berita medsos. Hati-hati sudah menjelang tahun politik banyak hoax, fitnah, kabar bohong. Tolong disaring benar atau tidak," ujar Jokowi.