Israel Larang Masuknya Gas Helium ke Gaza

Larangan itu diberlakukan menyusul ketidakmampuan militer rezim Zionis untuk menghalau balon dan layang-layang pembawa api dan bahan pembakar yang diterbangkan peserta pawai Hak untuk Pulang Palestina di perbatasan Jalur Gaza.

Menurut pengakuan kalangan pejabat Zionis, gagalnya mengatasi layang-layang pembawa api dan bahan pembakar telah berubah menjadi salah satu masalah besar dan kegagalan bagi militer Israel.

Drone-drone militer rezim Zionis hanya mampu menghancurkan sebagian kecil dari layang-layang pembakar tersebut.

Seperti dilansir IRNA, Rabu (13/6/2018), Koordinator untuk Aktivitas rezim Zionis di Tepi Barat dan Gaza, Kamil Abu-Rukun dalam sebuah pernyataan, menyinggung penggunaan balon yang berisi gas helium oleh pengunjuk rasa Palestina di perbatasan Gaza dan Palestina pendudukan (Israel).

Dia mengatakan, jika penggunaan gas helium untuk mengisi balon-balon berlanjut, maka masuknya gas tersebut ke Gaza sepenuhnya akan dilarang.

Balon dan layang-layang warga Palestina yang membawa bahan pembakar dan api telah menghanguskan lebih dari tiga hektar lahan pertanian warga Zionis. Penggunaan layang-layang seperti ini telah berubah menjadi cara baru bagi warga Palestina untuk melawan dan membalas kejahatan rezim Zionis.

Pada tanggal 6 Juni 2018, Menteri Keamaan Internal rezim Zionis Gilad Erdan mengancam akan membunuh para aktivis Palestina yang menerbangkan layang-layang pembakar ke arah distrik-distrik Israel.

Helium adalah unsur kimia berwujud gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Gas ini digunakan sebagai gas pengisi untuk mengangkat "airship" dan balon udara, tetapi sebenarnya masih banyak kegunaan atau fungsi lain dari helium yang belum diketahui orang. 

Manfaat utama helium adalah sebagai gas pendingin untuk citra resonansi magnetik atau "magnetic resonance imaging" (MRI). MRI merupakan peralatan yang digunakan dalam fasilitas medis.