Gaza Menguasai Lapangan dan Aksi Damai, Israel Kebingungan!

Apakah Israel yakin bahwa aksi pawai kepulangan yang berlangsung damai akan menghalangi faksi-faksi perlawanan Palestina di Jalur Gaza membalas pelanggaran-pelanggaran dan serangan udara yang terus dilakukan penjajah Zionis? Apa yang terjadi di Jalur Gaza adalah perkembangan kinerja dan waktu.
Pagi-pagi, Selasa (29/5/2018), langit Gaza diterangi dengan lontaran lebih dari 25 roket yang ditembakkan ke permukiman-permukiman Yahudi di pinggiran Gaza, sebagai aksi balasan atas berulangnya serangan Israel yang mengakibatkan korban meninggal dan luka, selain puluhan korban gugur dan ribuan luka dalam pembantaian Israel pada pawai kepulangan di perbatasan timur Jalur Gaza.
Jurubicara Hamas, Fauzi Barhum menegaskan bahwa serangan roket perlawanan Palestina ke permukiman-permukiman Yahudi di sekitar Jalur Gaza, pada Selasa pagi, adalah respon alami atas kejahatan penjajah Zionis.
Reaksi dan pernyataan-pernyataan Zionis lebih besar dari biasanya, mulai dari PM Zionis Benjamin Netanyahu, Menteri Perang Zionis Avigdor Lieberman dan para pemimpin Zionis lainnya, yang mengnacam akan melakukan serangan balasan lebih besar dan keras. Beberapa kemudian, pesawat tempur Zionis menembakkan rudal dengan jumlah yang tidak biasa dke pos-pos perlawanan.
Rencana besar
Meskipun Israel lebih kuat secara militer dan politik, namun biaya besar yang telah dipersembahkan Gaza dalam pengorbanan pawai keulangan yang terus berlangsung secara damai telah menyulitkan penjajah Zionis. Hal ini yang mendorong penjajah Zionis melakukan upaya militer di lapangan dan memoles citranya dengan menyeret faksi-faksi perlawanan dalam bingkai yang dikuasainya.
Menurut pendapat Mohammed Mosleh, peneliti dalam urusan Zionis, yang baru dari perkembangan ini adalah munculnya unsur lapangan dan politik selama serangan intensif yang dilakukan penjajah Zionis ke Jalur Gaza, untuk mencoba memuluskan panggung politik yang direncanakan oleh penjajah Zionis dan sekutu-sekutunya.
Kepada koresponden Pusat Informasi Palestina, Mosleh menambahkan bahwa apa yang terjadi di lapangan adalah bagian dari rencana politik regional mendatang. Karena itu mereka mengaktifkan prinsip mencekik Gaza setelah citra Israel rusak menghadapi pengorbanan pawai kepulangan yang terus berlanjut dan menghadapi kemenangan moral Gaza, dan penjajah Zionis berusaha menyeret Gaza ke militerisasi lapangan. Apabila lapangan berkembang, mungkin mereka menggunakan intervensi internasional dan regional.
Perlawanan membuktikan bahwa kali ini mereka tidak bekerja sesuai prinsip tidak terseret oleh situasi lapangan dan menepati janjinya untuk membalas serangan penjajah Zionis atas dasar bahwa tangan musuh tidak selalu bebas.
Sementara Hatem Abu Zaida, seorang spesialis dalam urusan Zionis, berpendapat bahwa serangan balasan menggunakan mortir adalah yang pertama sejak akhir agresi Zionis tahun 2014 dalam kuantitas dan kuantitas setelah serangkaian serangan terhadap pawai kepalangan yang berjalan damai dan ke pos-pos dan titik-titik pemantau milik perlawanan.
Ancaman Netanyahu dan Lieberman diterjemahkan dengan serangan udara lebih keras dan sengit. Namun itu bukan berarti akan bergulir menjadi perang terbuka. Sampai sekarang, Israel tidak berkepentingan untuk melakukan perang terbuka. Dengan jelas, perlawanan telah menyampaikan pesannya dengan melancarkan gempuran dalam rentang geografis dan dengan gencar, yang membuktikan bahwa perlawanan siap membela diri.
Inisiatif pencegahan
Unsur pencegahan yang rusak di militer penjajah Zionis sejak perang Libanon pada Juli 2006 dan dalam tiga perang ke Gaza dari tahun 2008-2014, membuat Israel berusaha mengembalikan unsur pencegahan tersebut dan membangun kembali spirit dan mental serdadunya untuk terus membuktikan bahwa mereka adalah pemilik peluru yang pertama dan terakhir dalam setiap putaran.
Hatem Abu Zaida mengatakan bahwa perlawanan juga memiliki bagian dari perimbangan pencegahan. Perlawanan membalas untuk menjaga unsur pencegahannya.
Pakar militer, Jenderal Yusuf Syarqawi, berpendapat bahwa perlawanan kali ini memberikan inisiatif dan bukan reaksi, menepati janjinya setelah kesabarannya habis menghadapi serangan penjajah Zionis. Sementara itu penjajah Zionis berusaha merubah kaedah konfrontasi.
Syarqawi mengatakan, “Meski diblokade, Gaza hari ini lebih maju dalam perlawanan rakyat di pawai kepulangan dan memberikan perlawanan militer yang cerdas. Sementara penjajah Zionis berusaha mengatur pertempuran dengan syarat-syaratnya dan gagal.”
Dia menyangsikan situasi lapangan ini berkembang menjadi perang terbuka. Kecuali Israel melakukan tindakan dramatik dengan melakukan pembunuhan dan pembersihan setelah Gaza berhasil mengungkap citra Israel yang sesungguhnya.