Kemenangan Sayap Kanan di Pemilu Parlemen Israel

Penghitungan sementara suara pemilu parlemen Israel (Knesset) menunjukkan bahwa kubu sayap kanan berhasil meraih kursi mayoritas dan Benjamin Netanyahu, ketua Partai Likud juga akan menjadi penanggung jawab pembentukan kabinet mendatang.
Pemilu parlemen Israel ketiga dalam satu tahun terakhir dan pemilu Knesset ke 23 rezim ini selama tujuh dekade llau digelar 2 Maret 2020. Berbagai sumber Israel temasuk Koran Haaretz dan Jerusalem Post serta jaringan televisi Israel mengumumkan, Partai Likud pimpinan Benjamin Netanyahu di pemilu ini meraih 35 hingga 37 kursi dan rival utamanya yakni Koalisi Biru dan Putih mendapat 29 hingga 33 kursi.
Dalam hal ini berdasarkan laporan, sayap kanan di pemilu ini meraih 59-60 kursi. Poin lain adalah hasil sementara penghitungan suara menunjukkan bahwa jumlah kursi List Arab di banding dengan pemilu 17 September lalu naik satu atau dua kursi dan mencapai 14-15 kursi.
Perbandingan suara di pemulu 2 Maret dengan dua pemilu 9 April 2019 dan 17 September 2019 menunjukkan bahwa meski di banding dengan pemilu 17 September jumlah kursi sayap kanan naik menjadi 60 kursi, namun bila di banding dengan pemilu 9 April 2019, jumlah kursi mereka sedikitnya turun lima kursi. Di pemilu 9 April kubu sayap kanan meraih 65 kursi dn di pemilu 17 September 55 kursi.
Mengingat hasil pemilu 2 Maret, sepertinya Benjamin Netanyahu akan kembali ditunjuk presiden untuk membentuk kabinet. Berbeda dengan pemilu 17 September 2019 di mana Partai Likud meraih kursi lebih sedikit dari Partai Biru dan Putih serta Netanyahu ditunjuk untuk membentuk kabinet berdasarkan perolehan total suara kubu sayap kanan, kali ini ia ditunjuk untuk membentuk kabinet baru berdasarkan perolehan suara partainyan dan perolehan total suara sayap kanan.
Meski demikian, isu utama adalah di pemilu ini belum juga diperoleh suara mayoritas yakni 61 kursi untuk membentuk kabinet. Parlemen Israel memiliki 120 kursi. Mereka yang ditunjuk untuk membentuk kabinet harus mampu mendapat dukungan 61 anggota parlemen. Sekaitan dengan ini Koran Jerusalem Post menulis, hal ini mengindikasikan kesulitan Nentayahu untuk mendapat dukungan 61 anggota parlemen yang dibutuhkan untuk membentuk kabinet.
Isu penting lainnya adalah suara sayap kanan dengan 8 kursi yang diperoleh Partai Yisrael Beiteinu pimpinan Avigdor Lieberman mencapai 60 kursi. Sejatinya masalah penting lainnya yang akan dihadapi Netanyahu adalah ia harus kembali berusaha meraih dukungan Lieberman. Padahal Lieberman menekankan, tidak akan bergabung dengan pemerintahan Benjamin Netanyahu.
Sikap Lieberman di dua pemilu sebelumnya yang menolak mendukung Benjamin Nentayahu merupakan faktor utama kegagalan pembentukan pemerintahan koalisi oleh Netanyahu.
Sumber: Parstoday
social pages
instagram telegram twiter RSS